Blog
Relevansi Pemodelan Fisik di Era Digital
Prediksi penurunan pemodelan fisik terbukti keliru. Kompleksitas fenomena alam dan kebutuhan presisi tinggi menjadikan pemodelan fisik tetap unggul dibanding model numerik.
Pemodelan fisik masih memegang peran penting dalam dunia teknik dan penelitian kelautan, meskipun teknologi komputasi terus berkembang pesat. Selama beberapa dekade terakhir, banyak yang memprediksi bahwa metode fisik akan tergantikan oleh simulasi digital. Namun, kenyataannya laboratorium dan fasilitas uji seperti HR Wallingford justru terus beroperasi pada kapasitas penuh. Hal ini menunjukkan bahwa model fisik tetap relevan untuk memahami fenomena kompleks yang sulit direplikasi sepenuhnya oleh model komputer.
Mengapa Pemodelan Fisik Masih Dibutuhkan?
Selama lebih dari 70 tahun, HR Wallingford telah membangun model skala besar untuk berbagai proyek, mulai dari pemecah gelombang, pantai buatan, turbin, hingga simulasi tsunami. Dengan fasilitas laboratorium seluas lebih dari 14.000 meter persegi, rata-rata lebih dari 25 proyek pemodelan dijalankan setiap tahun.
Kompleksitas struktur pesisir dan dinamika alam membuat pendekatan fisik lebih efisien dan akurat dibandingkan model numerik murni. Model fisik juga memberikan kontrol langsung terhadap variabel eksperimen, sesuatu yang sulit dicapai melalui simulasi komputer.
Kelebihan Pemodelan Fisik Dibanding Simulasi Komputer
Pemodelan fisik memiliki sejumlah keunggulan unik yang menjadikannya tetap relevan hingga kini.
Beberapa di antaranya adalah:
-
Tidak memerlukan penyederhanaan asumsi yang berlebihan seperti pada simulasi digital.
-
Memberikan umpan balik visual secara langsung selama pengujian berlangsung.
-
Mengurangi tingkat ketidakpastian karena tidak bergantung pada formula empiris.
-
Memungkinkan peneliti melakukan perubahan parameter secara cepat di tengah eksperimen.
Gabungan keunggulan tersebut memberikan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap hasil uji yang diperoleh.
Sinergi Pemodelan Fisik dan Komputasi
Seiring kemajuan teknologi, Computational Fluid Dynamics (CFD) kini digunakan bersama dengan pemodelan fisik untuk menghasilkan hasil yang lebih akurat dan efisien.
Pendekatan kombinasi ini memungkinkan validasi silang antara hasil simulasi komputer dan pengujian nyata.
Di HR Wallingford, model CFD biasanya digunakan untuk area kecil seperti aliran keluar pembangkit listrik atau perlindungan gerusan di sekitar tiang jembatan. Sedangkan model fisik lebih ideal untuk area yang luas dan kompleks, karena dapat meniru kondisi nyata dengan skala besar dan efek alami yang sulit dikalkulasi secara digital.
Tantangan dan Arah di Masa Depan
Kemajuan teknologi komputasi tidak serta-merta menghapus kebutuhan akan pemodelan fisik. Justru sebaliknya, skala model fisik kini semakin besar untuk meniru kondisi geografis yang lebih luas seperti pelabuhan atau pesisir.
HR Wallingford bahkan mengembangkan model dengan cekungan raksasa hingga 75 x 32 meter untuk meningkatkan akurasi hasil eksperimen dan mengurangi efek skala.
Dalam setiap eksperimen, pemilihan metode penskalaan sangat penting agar hasil yang dihasilkan sesuai dengan kondisi nyata. Pendekatan ini memastikan bahwa data yang diperoleh bisa digunakan secara efektif oleh klien dalam perencanaan dan mitigasi risiko.
Kesimpulan
Baik pemodelan fisik maupun komputasi memiliki keunggulannya masing-masing. Namun, ketika dibutuhkan hasil yang nyata, dapat diamati langsung, dan memiliki tingkat akurasi tinggi, pemodelan fisik tetap menjadi alat terbaik. Dengan pengalaman lebih dari 70 tahun dan fasilitas kelas dunia, HR Wallingford menunjukkan bahwa teknologi canggih sekalipun belum mampu sepenuhnya menggantikan keunggulan eksperimen fisik dalam memahami dunia teknik pesisir dan kelautan.
Baca artikel aslinya di sini
HR Wallingford merupakan mitra kami sejak 2014. Jika Anda memiliki kebutuhan dengan produk maupun ingin membuat fasilitas pengujian dengan standar HR Wallingford di Indonesia, silahkan menghubungi kami dengan klik di sini.
