Anda mungkin sering melihat atau mendengar tentang 5G akhir-akhir ini, yang disebutkan lewat iklan-iklan penyedia layanan telekomunikasi, berita dan berbagai macam media yang tak terhitung jumlahnya, dan bisa jadi saat ini Anda mungkin telah menggunakannya. 5G adalah standar terbaru untuk jaringan internet seluler, tetapi apakah Anda mengetahui bagaimana cara kerjanya?

Sejarah Singkat Telepon Seluler

Berbicara mengenai layanan telepon seluler, secara teknis telah ada sejak tahun 1940-an di Amerika. Tetapi sistem pada saat itu hanya melibatkan panggilan operator pada 8olb. Car Phones, dan jaringan yang hanya dapat menangani beberapa panggilan sekaligus.

Selama beberapa dekade berikutnya, para insinyur di AT&T’s Bell Labs (asal mula perusahaan Nokia), menyusun rencana untuk sebuah jaringan seluler yang dapat menjangkau seluruh negeri. Mereka membayangkan jaringan padat dari “sel” heksagonal dengan masing-masing pemancar yang terletak di tengahnya. Setiap sel memiliki menara untuk menerima gelombang radio dari telepon terdekat dan mengirimkannya ke operator papan hubung (kemudian digantikan oleh saklar elektronik). Panggilan itu kemudian dialihkan melalui jalur fisik ke siapa pun yang coba dihubungi oleh penelepon. Respon di ujung lainnya kemudian ditransfer kembali melalui rute yang sama—secara terbalik—dan ditransmisikan dari menara seluler ke pemanggil seluler. Stasiun yang berbeda dapat beroperasi pada frekuensi yang sama selama mereka tidak pada posisi bersebelahan.

Lalu pada tahun 1972, seorang insinyur listrik bernama Amos E. Joel Jr., merancang sebuah sistem bagi penelepon untuk tetap terhubung, bahkan ketika mereka berpindah dari satu sel ke sel lainnya. Sebuah “pengalihan” dari satu menara ke menara berikutnya. Tak lama berselang, setahun kemudian, pengembang Motorola, Marty Cooper, menemukan ponsel pertama yang diberi nama DynaTAC. Dipasarkan pada tahun 1983, tahun yang sama ketika Ameritech—sebuah perusahaan yang putus dari monopoli Bell System sebelum diakuisisi oleh AT&T—meluncurkan jaringan 1G pertama di negara itu.

2G sebagai jaringan seluler generasi berikutnya kemudian menambahkan kemampuan baru, meskipun pendekatannya secara umum tetap sama. 2G beralih sepenuhnya dari sistem radio analog ke digital, sebuah perubahan yang memungkinkan untuk dapat pengiriman pesan teks. Kemudian peningkatan Bandwidth (jumlah maksimum data yang dikirimkan melalui koneksi internet dalam jangka waktu tertentu) yang lebih lanjut, memungkinkan ponsel 3G untuk dapat mengakses internet, dan jaringan 4G  yang mendukung internet berkecepatan tinggi.

5g adalah 5g indonesia
Transformasi Jaringan Seluler

5G Menandai Era Baru Jaringan Seluler

5G adalah evolusi terbaru dengan menggunakan teknologi yang baru, untuk menghubungkan pengguna ke jaringan yang digadang lebih handal serta dapat mencapai kecepatan yang jauh lebih tinggi dari pendahulunya. Jaringan seluler 5G dapat mentransfer data lebih dari satu gigabyte/detik, dibandingkan jaringan 4G yang hanya menawarkan kecepatan mendekati 50 megabyte/detik, dan 5G dapat melakukan ini hanya dengan setengah latensi dari yang 4G tawarkan.

Insinyur berharap 5G pada akhirnya akan dapat menghubungkan banyak hal, seperti menghubungkan sensor yang tertanam mulai dari mesin pertanian, hingga perangkat medis, dan membentuk sebuah kesatuan dengan apa yang disebut sebagai “internet of things (IoT).” Tentunya hal tersebut akan sulit dilakukan jika hanya mengandalkan jaringan 4G saja.

Membutuhkan Sejumlah Teknologi Baru

5G akan bekerja jauh lebih baik di area yang ramai karena dapat membawa data melalui rentang frekuensi yang lebih luas. Memanfaatkan spektrum gelombang milimeter super cepat, frekuensinya jauh lebih tinggi daripada gelombang radio yang digunakan 4G. Gelombang yang lebih cepat tentunya akan dapat membawa lebih banyak data, artinya transfer data juga menjadi sangat cepat.

Inovasi lainnya juga sedang dioptimalkan untuk mencegah 5G menghabiskan konsumsi daya perangkat Anda lebih cepat. Fitur yang disebut sebagai “adaptive bandwidth”, memungkinkan perangkat Anda secara otomatis akan beralih pada internet yang lebih cepat dan menghemat daya ketika Anda membutuhkannya, juga menghemat daya ketika Anda hanya melakukan beberapa aktivitas dengan penggunaan data yang lebih rendah.

Banyak kemajuan terkait dengan 5G adalah melibatkan infrastruktur jaringan, seperti transisi dari sistem menara seluler ke jaringan “sel kecil” yang lebih padat—yang merupakan pemancar radio seukuran kotak pizza yang dapat dipasang di lampu jalan atau bangunan. Beberapa juga dapat dipasang di dalam ruangan untuk membuat jaringan pribadi rumahan, hingga skala bisnis.

Dan melalui fitur yang disebut “sidelinking”, para pengembang berencana membuat perangkat 5G dapat berkomunikasi secara langsung satu sama lain, tanpa harus merutekan sinyal melalui pemancar sebagai sebuah bentuk efisiensi.

Sinyal 5G tercepat berjalan dengan mmWave (frekuensi radio tertinggi), tetapi sinyal tersebut hanya dapat menempuh jarak yang pendek. Sehingga membawa kecepatan tersebut ke massa, masih harus melalui infrastruktur sel yang lebih kecil.

Kehadiran 5G sejatinya tidak untuk menggantikan 4G, namun 5G adalah teknologi terbaru yang dibangun di atasnya. Sehingga perangkat yang mendukung 4G masih akan terus berfungsi untuk sementara waktu. Bahkan perangkat dengan dukungan 3G juga masih berfungsi, meskipun kemungkinan besar akan segera berubah.

Saat ini akses 5G hanya tersedia di wilayah-wilayah tertentu, sebagian besar di Amerika Serikat dan beberapa di Asia (termasuk Indonesia). Tetapi pada tahun 2022, sepertiga dari populasi global harus memiliki akses menuju ke sana, dan pada tahun 2025, ditargetkan untuk diakses lebih dari setengah populasi planet ini.

Sementara sebagian besar dunia a kan memiliki akses ke 5G dalam beberapa tahun ke depan, namun negara-negara miskin dan berkembang mungkin masih akan menunggu, selain biaya infrastrukturnya yang sangat mahal, juga masih banyak orang-orang di negara tersebut yang menggunakan perangkat 2G. Hal ini membuat beberapa pakar ekonomi khawatir bahwa 5G dapat memperlebar kesenjangan aksesibilitas internet, karena akses nirkabel adalah pendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih besar, hal tersebut berpotensi menimbulkan kesenjangan ekonomi.

Bagaimanapun juga, 5G diyakini akan segera meluas. Ini hanyalah sebuah langkah lanjutan dalam teknologi jaringan seluler. Segera, 5G dapat mengubah cara kita berpikir tentang internet: dari hanya digunakan untuk mencari hiburan dan eksplorasi segala sumber informasi, meluas menjadi kerangka kerja yang dapat menghubungkan segala sesuatu di sekitar kita. Teknologi yang Anda anggap hanya membantu ponsel maupun perangkat lainnya milik Anda, akan segera berdampak lebih besar pada kehidupan dan pengalaman digital Anda.

https://www.youtube.com/watch?v=01Nc1ORIosg&t=4s&ab_channel=ScientificAmerican
Courtesy of Youtube Scientific American

5G Indonesia

5G di Indonesia telah diluncurkan pada tahun 2021 ini dengan area yang masih sangat terbatas. Terdapat 13 wilayah yang memiliki akses pertama 5G di Indonesia. Seluruh wilayah tersebut tertera dalam Rencana Strategis 2020-2024 Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada Peraturan Menteri Nomor 2 Tahun 2021 tentang Rencana Strategi Kominfo.

Namun untuk 5G sendiri tampaknya masih membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat dinikmati seluruh pelosok negeri, jika berkaca pada jaringan 4G, sebenarnya juga masih terasa belum stabil dan tersebar secara merata di negara kita. Sejalan dengan hal tersebut, Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo) menargetkan pada periode 2021-2022 akan menjadi tahun pembangunan fisik, di mana menurut data yang mereka miliki masih terdapat sebanyak 7.904 desa/kelurahan di Indonesia belum terjangkau internet dan dapat menikmati sinyal 4G.

Sumber: www.scientificamerican.com

https://www.youtube.com/watch?v=iQeaK0NGMnA&ab_channel=CNET
How 5G works and what it delivers (Courtesy of Youtube CNET)

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *