Science

Semua Orang Wajib Tahu Mengenai Perubahan Iklim Global

Semua Orang Wajib Tahu Mengenai Perubahan Iklim Global

Dengan konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Skotlandia (Konferensi Iklim COP26) yang menyoroti tentang kebijakan perubahan iklim dan dampak pemanasan global, tentu penting bagi kita sebagai bagian dari sebuah komunitas masyarakat dunia, untuk memahami apa yang telah dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Seorang ilmuwan atmosfer yang telah bekerja pada bidang keilmuan mengenai iklim global, Betsy Weatherhead, menjelaskan enam hal yang harus Anda ketahui –  beserta grafik –  pada artikel kali ini. Selamat membaca.

Hal-Hal yang Mendorong Perubahan Iklim

Karbon dioksida masih menjadi fokus utama yang terus mendorong perubahan iklim, lalu gas rumah kaca yang dilepaskan ketika bahan bakar fosil – batu bara, minyak dan gas alam – dibakar, kemudian masih terjadinya kebakaran-kebakaran hutan, hingga perubahan penggunaan lahan dan sumber-sumber alam lainnya.

Revolusi Industri pada akhir tahun 1800-an memulai peningkatan besar-besaran dalam pembakaran bahan bakar fosil. Selanjutnya pada abad yang sama, para ilmuwan mengidentifikasi potensi karbon dioksida untuk meningkatkan suhu global, yang pada saat itu dianggap sebagai manfaat yang memungkinkan bagi planet ini. Kemudian pengukuran sistematis dimulai pada pertengahan 1900-an dan telah menunjukkan peningkatan karbon dioksida yang stabil, dengan sebagian besar dapat dilacak langsung oleh hasil pembakaran dari bahan bakar fosil.

Berapa Peningkatan Konsentrasi CO2 Setiap Tahunnya?

Ketika manusia beraktivitas, manusia melepaskan lebih banyak karbon dioksida daripada yang dikeluarkan oleh alam, konsentrasi CO2 di atmosfer pun mulai meningkat. Pada tahun 2020 misalnya, ketika kadar emisi dari kendaraan jauh lebih rendah selama masa pandemi, konsentrasinya masih tetap naik 2,4 bagian per juta. Grafik di bawah ini dapat menunjukkan seberapa besar peningkatan konsentrasi setiap tahunnya, terhitung sejak enam dekade terakhir.

Peningkatan tahunan ini terus bertambah. Konsentrasi CO2 pada saat ini berada di kisaran 415 ppm, naik dari 280 terhitung sejak era industri dimulai. Sumber: NOAA Global Monitoring Lab 

Begitu berada di atmosfer, karbon dioksida cenderung akan bertahan di sana untuk waktu yang sangat lama. Sebagian dari karbon dioksida yang dilepaskan oleh manusia memang akan diserap oleh tanaman, dan beberapa lagi diserap langsung oleh laut, tetapi diperkirakan setengah dari semua karbon dioksida yang dipancarkan oleh aktivitas manusia saat ini, tetap berada di atmosfer — dan kemungkinan akan tetap di sana selama ratusan tahun — yang tentunya akan mempengaruhi iklim secara global.

Kita ambil contoh selama tahun 2020 — sebagai tahun pertama pandemi — ketika lebih sedikit jumlah orang yang mengemudi dan beberapa industri terpaksa harus terhenti untuk sementara waktu, emisi karbon dioksida dari bahan bakar turun sekitar 6%, tetapi hal tersebut tidak menghentikan kenaikan konsentrasi dari karbon dioksida, karena jumlah yang dilepaskan ke atmosfer oleh aktivitas manusia, jauh melebihi apa yang dapat diserap oleh alam.

Jika peradaban dapat menghentikan aktivitas emisi karbon dioksidanya pada hari ini, maka masih diperlukan ratusan tahun lagi bagi konsentrasi karbon dioksida di atmosfer untuk dapat turun secara alami, serta membawa siklus karbon dari planet ini agar kembali ke level keseimbangannya.

Berapa Lama CO2 dapat Bertahan di Atmosfer?

Jika kita benar-benar berhenti membakar bahan bakar fosil pada tahun 2021, diperkirakan konsentrasi CO2 di atmosfer akan mulai menurun secara perlahan, namun hal tersebut membutuhkan waktu lebih dari satu abad untuk mengembalikannya ke level seperti pada tahun 1980-an. Contoh lainnya jika kita menunggu selama 20 tahun untuk menghentikan semua emisi saja, hal tersebut tetap akan memakan waktu yang lebih lama seperti yang ditunjukkan oleh garis putus-putus pada grafik di bawah ini.

Diukur dalam bagian per juta. Sumber: Pieter Tans

Bagaimana Kita Dapat Mengetahui Bahwa Gas Rumah Kaca dapat Mengubah Iklim?

Berbagai bukti ilmiah telah menunjukkan peningkatan emisi dari rumah kaca selama satu setengah abad terakhir, sebagai pendorong perubahan iklim jangka panjang di seluruh dunia. Sebagai contoh:

  1. Pengukuran laboratorium sejak tahun 1800-an telah berulang kali memverifikasi dan mengukur sifat penyerapan karbon dioksida yang memungkinkannya menjebak suhu panas di atmosfer.
  1. Model sederhana berdasarkan dampak pemanasan karbon dioksida di atmosfer cocok dengan perubahan suhu secara historis.
  1. Model iklim kompleks, yang baru-baru ini diakui dalam hadiah Nobel untuk Fisika, tidak hanya menunjukkan pemanasan Bumi karena peningkatan karbon dioksida saja, tetapi juga menjelaskan rincian area pemanasan global terbesar.
Ketika tingkat karbon dioksida tinggi di masa lalu, bukti menunjukkan suhu akan menjadi tinggi. Sumber: Salawitch et al., 2017.

4. Catatan jangka panjang dari inti es, lingkaran pohon dan karang, menunjukkan bahwa ketika tingkat karbon dioksida tinggi, suhu juga akan ikut tinggi.

5. Planet Venus juga menawarkan bukti. Atmosfer di planet Venus yang tebal dengan karbon dioksida menunjukkan hasilnya bahwa planet ini, adalah planet terpanas di tata surya kita, meskipun Merkurius secara jarak lebih dekat dengan matahari.

Meningkatnya Suhu di Setiap Benua

Meningkatnya suhu sudah terbukti dalam catatan dari setiap benua dan di atas lautan.

Namun, suhu tidak akan naik pada level yang sama di mana-mana. Berbagai faktor juga dapat mempengaruhi suhu lokal, termasuk penggunaan lahan yang mempengaruhi seberapa banyak energi matahari diserap atau dipantulkan, serta polusi.

Wilayah Arktik, misalnya, memanas sekitar tiga kali lebih cepat daripada rata-rata panas global, sebagian terjadi karena saat planet ini menghangat, salju dan gletser yang mencair membuat permukaan jadi lebih cenderung menyerap daripada memantulkan radiasi matahari. Hasilnya lapisan salju dan gletser di laut akan menjadi lebih cepat surut.

Bagaimana Suhu Meningkat dari Waktu ke Waktu di Seluruh Dunia

Setiap benua telah menghangat selama seabad terakhir, meskipun tidak pada level yang sama. Garis pada grafik ini menunjukkan perbedaan antara suhu tahunan rata-rata di setiap benua dan rata-rata suhu pada rentang waktu 1910 hingga 2000. Lautan sebenernya juga memanas, akan tetapi tidak secepat itu.

Baseline adalah rata-rata pada rentang waktu 1910-2000. Sumber:  NOAA Global Monitoring Lab 

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Planet Bumi

Sistem iklim di bumi juga saling berhubungan dan kompleks, bahkan perubahan suhu yang kecil sekalipun juga berdampak besar.

Perubahan tersebut sebenarnya telah terjadi. Studi menunjukkan bahwa kenaikan suhu telah mempengaruhi curah hujan, gletser, pola cuaca, aktivitas siklon tropis dan badai. Sejumlah penelitian juga menunjukkan bahwa peningkatan frekuensi, keparahan dan durasi gelombang panas, misalnya, telah mempengaruhi ekosistem, kehidupan manusia, perdagangan dan pertanian.

Catatan sejarah dari air laut telah menunjukkan peningkatan yang konsisten selama 150 tahun terakhir, hal tersebut diakibatkan oleh gletser yang mencair dan kenaikan suhu, ditambah dengan beberapa penyimpangan lokal akibat tenggelamnya atau naiknya permukaan tanah/daratan.

Meningkatnya Permukaan Laut di Kota-Kota Pesisir Seluruh Dunia

Gletser yang mencair dan ekspansi termal air laut juga menjadi penyebab permukaan laut menjadi naik. Naik dan turunnya daratan juga dapat mempengaruhi permukaan air laut.

Sumber: Permanent Service for Mean Sea Level

Sementara peristiwa ekstrem sering kali disebabkan oleh serangkaian penyebab yang kompleks, beberapa di antaranya juga diperburuk oleh perubahan iklim. Sama seperti banjir di daerah pesisir yang dapat diperburuk dengan naiknya permukaan laut, gelombang panas juga lebih merusak dengan suhu dasar yang lebih tinggi.

Ilmuwan iklim bekerja keras untuk memperkirakan perubahan di masa depan sebagai akibat dari peningkatan karbon dioksida dan perubahan lainnya. Jelas bahwa suhu akan meningkat dan curah hujan akan berubah. Besarnya perubahan yang tepat tergantung pada beberapa faktor yang saling berinteraksi.

 

Suhu dan Curah Hujan di dunia yang terus berubah. Sumber: Claudia Tebaldi et al., 2021.

Beberapa Harapan

Pada catatan yang penuh harapan, penelitian ilmiah akan meningkatkan pemahaman kita tentang iklim dan sistem Bumi yang kompleks, mengidentifikasi area yang paling rentan dan memandu upaya untuk mengurangi pemicu terhadap perubahan iklim. Bekerja pada energi terbarukan dan sumber energi alternatif, serta cara untuk menangkap karbon dari industri atau dari udara, akan menghasilkan lebih banyak pilihan untuk masyarakat agar lebih siap.

Pada saat yang sama, orang-orang juga belajar tentang bagaimana mereka dapat mengurangi dampak bagi diri mereka sendiri, dengan pemahaman yang berkembang bahwa upaya yang terkoordinasi secara global, diperlukan untuk menghasilkan dampak signifikan. Kendaraan listrik, serta tenaga surya dan angin, tumbuh dari tingkat yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Semakin banyak orang juga telah menunjukkan kesediaan mereka dalam mengadopsi strategi terbaru dalam menggunakan energi secara efisien.

Para ilmuwan juga semakin menyadari bahwa beralih dari bahan bakar fosil memiliki manfaat tambahan, termasuk peningkatan kualitas udara bagi kesehatan manusia dan ekosistem di bumi ini. 

PT. Labora Teknika Saintifika

Jl. Percetakan Negara C-36 Ruko Rawasari Mas B-15, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

Telp: (021) 4242541

Email: info@labts.co.id

Website: www.labts.co.id