Para pengajar Career Technical Education (CTE) telah bekerja keras untuk menanggapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya selama beberapa tahun terakhir. Sembari berusaha untuk melanjutkan pengajaran dan pembelajaran berkualitas tinggi selama pandemi dan setelahnya, para pengajar telah bergulat dengan bagaimana cara menyampaikan instruksi kepada siswa dari jarak jauh/daring, memastikan agar setiap siswa dapat berpartisipasi, kemudian membuka kembali fasilitas dengan aman, dan memastikan kesehatan serta kesejahteraan siswa dan staf.
Dalam berfokus untuk memenuhi tantangan ini, sekolah dan perguruan tinggi mungkin melewatkan perubahan dramatis yang terjadi dalam industri pada saat yang bersamaan. Meskipun kecerdasan buatan dan otomasi telah mengubah proses bisnis di semua sektor sebelum pandemi, COVID-19 telah mempercepat laju perubahan di bidang manufaktur dan industri.
Para ahli menyebut perubahan ini sebagai ‘Revolusi Industri Keempat’, atau Industri 4.0. Revolusi Industri Pertama memperkenalkan tenaga uap untuk mekanisasi produksi. Yang Kedua memelopori jalur produksi untuk menciptakan produksi massal. Yang Ketiga menggunakan komputer untuk mengotomatisasi produksi. Sekarang, Industri 4.0 sedang melanjutkan Revolusi Industri Ketiga dengan memanfaatkan internet, AI, dan kekuatan jaringan pintar untuk membawa otomatisasi ke tingkat yang baru.
Industri 4.0
Di Industri 4.0, mesin, perangkat, sensor, serta manusia, terhubung dan berkomunikasi satu sama lain melalui Internet of Things (IoT). Selanjutnya perangkat lunak canggih dan analitik data akan memberikan analisis dan visualisasi real-time dari kesehatan dan status dari sistem. Kecerdasan Buatan (AI) memungkinkan sistem dapat membuat keputusan sendiri dan melakukan tugasnya secara mandiri.
Pandemi telah mempercepat semua perubahan ini karena pengaruhnya terhadap rantai pasokan. Kemajuan ini telah mengambil lompatan besar selama beberapa tahun terakhir, yang telah memberikan alasan kuat bagi produsen dan perusahaan rantai pasokan untuk berinvestasi dalam teknologi baru.
Karena lebih banyak layanan dan proses bisnis telah berubah dengan otomatisasi cerdas, perubahan yang cepat ini telah menciptakan permintaan akan lebih banyak pekerja terampil yang dapat mendukung inovasi digital baru, menginterpretasikan data, memprogram mesin, dan mengembangkan perangkat lunak. Faktanya, para pemimpin di industri memperingatkan akan tumbuhnya “kesenjangan keterampilan digital” yang mengancam menghambat inovasi jika tidak segera ditutup.
Perkembangan ini tentunya memiliki implikasi yang signifikan untuk masa depan pendidikan dan keterampilan yang harus dipelajari siswa. Berikut adalah tiga cara mengapa sekolah harus berubah dalam menanggapi kebutuhan industri saat ini.
Semua siswa harus lulus dengan teknologi dasar dan keterampilan literasi data
Perubahan yang dibawa oleh Industri 4.0 berarti bahwa pekerjaan di masa depan akan membutuhkan setidaknya beberapa teknologi dasar dan keterampilan literasi data, bahkan di bidang yang sebelumnya dianggap keterampilan rendah.
Berbagai keterampilan industri yang dicari pemberi kerja saat ini, termasuk pemrosesan dan manajemen data, komunikasi digital, dan kolaborasi, serta penggunaan alat teknologi untuk pemecahan masalah dan pemikiran yang kritis.
Misalnya, sensor pintar canggih kini memantau dan melaporkan informasi status real-time dari peralatan dalam proses industri dan menggunakan tren atau anomali untuk mengidentifikasi potensi kegagalan sebelum terjadi, untuk menghindari waktu henti yang mahal.
Pekerja pabrik harus mengetahui cara memantau informasi ini melalui jaringan berbasis cloud, memahami perubahan dalam data, dan menafsirkan kemungkinan arti informasi tersebut.
Siswa juga perlu mempelajari keterampilan teknologi yang lebih maju
Keterampilan literasi digital dasar adalah titik awal, tetapi ada juga permintaan yang meningkat untuk karyawan dengan keterampilan teknologi tingkat tinggi untuk mendukung, memasang, memperbarui, dan menyesuaikan mesin di pabrik pintar.
Industri saat ini adalah tentang integrasi perangkat pintar, robotika, dan mesin ke dalam proses otomatis yang koheren. Operator perlu memiliki pendidikan inti tentang mesin, tetapi juga kemampuan untuk memahami dan mendukung integrasi sistem, komunikasi antar sistem, dan pengoperasian sistem dalam ekosistem pabrik pintar digital yang mendukung internet.
Industri 4.0 menyoroti beberapa teknologi canggih inti seperti Internet of Things (IoT), Big Data, komunikasi Industri, komputasi Cloud, dan keamanan di internet, karena ini adalah teknologi baru yang memungkinkan internet yang perlu menjadi bagian dari perangkat karyawan agar dapat bersaing di industri 4.0.
Bekerja sama dengan mitra industri untuk mengembangkan dukungan bagi program Anda
Industri 4.0 dengan cepat mengubah kebutuhan tenaga kerja utama dan keterampilan yang dibutuhkan untuk sukses. Pemimpin pendidikan harus mengenali perubahan ini dan bermitra dengan industri lokal untuk mendesain ulang kurikulum, agar dapat selaras dengan perkembangan secara lebih efektif dan sejalan dengan kebutuhan mitra industri mereka.
Kolaborasi industri akan membantu fakultas tidak hanya memastikan siswa mereka mendapatkan pelatihan terbaik untuk pekerjaan lokal, tetapi juga akan mendorong pemberi kerja lokal untuk mengirim tenaga kerja mereka untuk pelatihan ulang atau peningkatan keterampilan.
Industri lokal juga memiliki pengaruh ketika administrasi sekolah dan pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk sekolah. Kolaborasi industri/pendidikan memiliki implikasi luas tidak hanya bagi siswa, tetapi juga bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Pendidikan dan pelatihan untuk manufaktur telah berubah menjadi CTE untuk Pabrik Cerdas dan Industri 4.0. Institusi pendidikan teknik perlu memproses perubahan ini dan mempersiapkan dengan baik untuk memperbarui program mereka dan mendukung perubahan.